Inzaghi. Passion dan Kesetiaan

Filippo Inzaghi pensiun! Sesuatu yang saya takutkan akhirnya terjadi. Sebagai fans Milan, sejak dulu saya mengidolai Pippo Inzaghi. Ini semua karena keunikannya sebagai seorang pesepakbola. Unik karena sebagai striker – Pippo justru banyak memiliki kekurangan. Fisik yang kurus ceking, balance yang lemah, dan dribling yang payah. Tapi, dia adalah raja dalam hal finishing dan insting. Kedua hal itu membuatnya menjadi salah satu striker paling menakutkan yang ada didunia. Pele pernah ingin Inzaghi bermain di Santos Brazil karena mengagumi kemampuannya. Mourinho terang-terangan mengaku sebagai fans Inzaghi. Semua kiper terbaik seperti Peter Schemaichel, Iker Casillas, Edwin Van Der Sar, Buffon, Pepe Reina – pernah merasakan insting pembunuh Inzaghi didepan lawan. Nama terakhir pernah 2x dibobol gawangnya oleh Inzaghi saat Final UCL 2005. Pepe Reina saat itu  bahkan harus terkapar-kapar di Gol kedua Inzaghi.

Pippo memiliki rekor yang luarbiasa; Scudetto bersama Juve, 3 Scudetto & 2 UCL bersama AC Milan, Piala Dunia bersama Italia 2006. Di Eropa dia mencetak 70 Gol, hanya terpaut 4 Gol dari Raul Gonzales.

Sekarang saya gak bisa lagi melihat aksi Inzaghi. Sedih. Dari Pippo saya belajar kekuatan Passion. Semangatnya yang selalu membara dan cinta yang ditunjukannya untuk sepakbola, untuk klubnya Milan adalah kisah indah yang akan terus dikenang sepanjang masa. Lihat setiap dia mencetak Gol. Ada luapan luarbiasa yang mampu membakar isi stadion. Dan mencetak Gol adalah surga bagi dirinya.

Sekarang Pippo memutuskan untuk menjadi pelatih AC Milan Junior. Inilah wujud kesetiaan Inzaghi bagi AC Milan. Meski banyak tawaran datang untuknya bermain satu musim lagi di klub lain. Pippo menunjukan bahwa dalam hidup, kesetiaan dan cinta adalah segalanya.

Bravo Pippo….

Pippo dan Passion

Dia adalah salahs satu idola terbesar saya dalam sepakbola. Darinya saya belajar bagaimana mencintai hidup dan melakukan sesuatu dengan semangat dan cinta. Lihatlah dia bermain, ada sesuatu yang menyala dalam pergerakannya. Saat mencetak gol, dia akan meledak. Yeah, itulah Pippo.

Saat ini, Pippo Inzaghi sedang dalam keadaan cedera parah. Di usianya yang sudah 38 tahun, usia dimana para pemaen seangkatan dia sudah gantung sepatu, dia masih ingin terus bermain sepakbola. Coba baca komentar dia yang di release situs fifa.com beberapa waktu ini.

 

Bagaimana cara menjaga agar semangat dan ambisi itu tetap hidup?


“Rahasia dari itu semua adalah semangat dan mencintai apa yang saya lakukan. Saya menilai saya beruntung karena saya dalam hidup ini memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu yang sangat dekat dengan hati saya: bermain sepakbola,” tandas dia.

Luar biasa…