Tentang Budaya Organisasi

jabat

Hari sabtu lalu, setelah bersibuk ria di ComLabs dalam acara Free IT Saturday Lesson yang pembicara&materinya menurutku “sedikit mengecewakan”, seperti biasa saya kembali pada aktivitas akademik di Bandung Business School. Agendanya adalah sidang mata kuliah Simulasi Bisnis dimana saya menjadi salah satu pengujinya. Saya berangkat dari Ganesha bada dzuhur setelah shalat terlebih dahulu di masjid salman.

HP berkali-kali berdering, kembali saya diingatkan untuk segera datang karena sidang akan segera dimulai. Saya balas “sekarang, saya sedang dijalan”.

Sampai di BBS saya langsung naik lantai 4, sidang dilakukan di ruang 4.1. Sidang telah dimulai. Saya langsung bergabung dalam sidang dan mengambil beberapa draft laporan simulasi bisnis. Selain saya, penyidang saat itu adalah Bu Meimei (bener gak ya nulisnya :D)

Saat itu peserta sidang yang sedang presentasi adalah Indra K. Judul penelitian yang diusung mengangkat tema Budaya Organisasi, yang menjadi objek penelitiannaya adalah salah satu perusahaan kredit motor di Kota Bandung.

Pas saya masuk Indra sedang presentasi. Mahasiswa semester V ini dengan lancar menjelaskan tentang budaya organisasi menurut para ahli, lalu berlanjut pada akibat dari masalah yang terjadi berkaitan dengan budaya organisasi terhadap berbagai aspek pemasaran, SDM, keuangan, dan produksi/layanan diperusahaan. Dan membahas hasil survey yang dia lakukan di Perusahaan kredit motor tersebut. Penelitian yang sangat menarik. Masalah SDM selalu menjadi issue yang sedap & segar untuk dibahas.

Presentasi selesai, diakhir kalimat si Indra berujar, “Oleh sebab itu, para pemilik harus membangun sistem agar budaya organisasi yang baik bisa terbentuk”.

Kalimat penutup yang keliatannya bagus tapi salah. Dan ini tentunya menjadi santapan penguji.

“Budaya organisasi yang baik ? Benarkah kalimat ini, seperti apa bentuk budaya organisasi yang baik ? ”

Si Indra keliatan berpikir. Mungkin dicerna dengan baik kalimat yang dia lontarkan diakhir presentasi. Budaya yang baik ? Anda tahu budaya yang baik seperti apa ?

Hmm, yang diuji terus berpikir…

“Oh, iya…” Dia tersenyum (sepertinya sudah dapat ilham).

Dia lalu berujar “Tidak ada organisasi yang baik, tak ada…dan dalam budaya organisasi tak berlaku benar-salah. Yang ada adalah organisasi dengan budaya yang sesuai atau tidak sesuai. Budaya yang tepat atau tidak tepat.”

Jawaban yang tepat.

Setiap perusahaan memiliki budaya tersendiri. Perkara seperti apa bentuknya. Itu tentu saja unique dan dipengaruhi banyak faktor (terutama visi misi dan program pemilik perusahaan, juga skala perusahaan, dan background mayoritas SDM dalam perusahaan tsb, dll). Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa budaya organisasi di perusahaan A baik, dan diperusahaan B tidak baik. Yang ada adalah sesuai atau tidak sesuai.
Budaya organisasi diperusahaan besar jelas beda dengan perusahaan menengah kebawah. Kalau budaya organisasi di Microsoft diterapkan di Telkom apakah hasilnya akan baik ? tentu saja jawabannya “belum tentu” karena keduanya memiliki budaya tersendiri yang unique. Telkom punya budaya tersendiri yang sesuai dengan mereka, begitu juga Microsoft, Google, Pertamina, atau PLN dll. Masing-masing memiliki budaya tersendiri.

Sesuatu yang dianggap benar di Perusahaan A belum tentu benar di Perusahaan B. Dan Sesuatu yang salah di Perusahaan A, belum tentu juga salah di Perusahaan B. Kecuali kalau kalau hal/kebiasaan yg dibahas hanya berdasar pada kaidah umum.

Dua bulan lalu saya dengan Pak Arief Bahtiar berkunjung ke Microsoft Indonesia, saat itu saya ngobrol dengan Pak Adi salah satu manager di Microsoft, dia sempat menjelaskan beberapa budaya kerja di Microsoft. Kata dia,”Disini setiap orang bisa saling mengevaluasi dengan bebas, setiap tahun kita dituntut untuk lebih baik. Jika sesuai dengan target, maka kita akan ditanya target yg lebih tinggi untuk tahun selanjutnya. Jika tidak sesuai target, kita dipersilahkan untuk keluar atau segera meningkatkan performa.” Lalu dia melanjutkan,”Disini lumrah saja orang berkompetisi untuk mengincar posisi tertentu yang lebih tinggi, disini kita diperbolehkan untuk mengatakan bahwa kita menginginkan posisi atasan kita”. Nah, budaya kerja seperti ini saya kira bersifat relatif. Bisa benar dan sesuai jika diterapkan di Microsoft, tapi belum tentu akan sesuai jika diterapkan di perusahaan lain.

Mengenai budaya organisasi ini, memang persoalan yang sangat menarik.

Beberapa pertanyaan yang terlontar pas sidang (selain pertanyaan2 bersifat teknis peneltian), yang sangat menarik dibahas adalah :

Apakah sistem yang membentuk budaya ? atau Apakah budaya organisasi tergantung orang-orang yang ada dalam organisasi ?

hmm…ini akan sangat panjang ya kalau dibahas. Tapi idealnya adalah, organisasi bekerja untuk mencapai visi misi, melalui program-program yang tepat, dan pola kerja yang sesuai dengan target yang ditentukan.

Jadi, semua kembali pada target dan realisasi. Dan visi kedepan perusahaan itu sendiri. Budaya organisasi bahkan harus bisa menjawab segala tantangan dimasa yang akan datang. Coba simak kalimat ini :

We create our organisations based on our anticipations of the future. The image of the future guides the current behaviour of any system.” David Cooperrider, 2007 (Appreciative Inquiry course)

Jadi, jika target perusahaan Anda tidak tercapai bahkan jauh dari harapan, mungkin ada yang salah dengan budaya organisasi di perusahaan Anda ?

Life is Beautiful

Tentukan target yang jelas. Niatkan dengan lurus. Pahami dengan jelas apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Jadikan pengorbanan sebagai sarapan. Nikmati prosesnya. Jangan lupa berdoa untuk mendapatkan lucky life :))

Yeah, suffering ?

Hapus itu dari kamus otak kita.

Kemarin saat pulang mudik my beautiful sister said :

“Hidup itu bukan perjuangan. Hidup itu indah. Titik”

Katanya, sambil memegang buku legendaris “Bagaimana Mempengaruhi orang….” Karya Dale Carnegie. Adikku yang satu ini emang udah mulai gede, udah kelas tiga SMA. Perkataannya aku pikir-pikir, aku cerna.

Yaps, good point !

aku dapet point dari apa yang dia katakan.

Selama ini banyak dari kita yang terbebani dengan kata “perjuangan” padahal inti dari kehidupan adalah kebahagiaan.

Yap…Berusahalah dengan hebat kawan, dan berbahagialah dalam setiap keadaan.

Life is beautiful….

Jadi, tersenyumlah kawan…..:)

Bagaimana, Anda setuju ?